Minggu, 17 April 2016

Makalah Biokimia karbohidrat

FORMULASI TABLET YANG TERPREGELATINASI  DALAM AMILUM / PATI  SINGKONG 
YANG MENGANDUNG KARBOHIDRAT

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA                       : SYIKALNIS GIAWA
NIM                            : 1414194085
PRODI                       : FARMASI IIIB
MATA KULIAH      : BIOKIMIA
DOSEN                      : DWI SETIO PURNOMO S.Si,M.Sc,Apt

 







AKADEMI FARMASI
STIKES HELVETIA MEDAN
2015
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana berkat dan RahmatNyalah saya dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Biokimia ini dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Biokimia bapak  Dwi Setio Purnomo S.Si, M.Sc, Apt yang telah membantu saya dalam memberikan judul ataupun arahan dalam pembuatan makalah ini.
            Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar  dapat memahami , melatih cara penyusunan maupun pembuatan makalah dalam karya tulis ilmiah yang baik dan benar guna kepentingan Mahasiswa/i kedepan nya.
            Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar makalah ini dapat lebih sempurna dan mudah untuk dibaca di kemudian harinya  dan dapat bermanfaat  bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya  di bidang farmasi dan kesehatan. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih


Medan, Januari 2016
Penulis


Syikalnis Giawa
NIM: 1414194085

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR        ………………….…………………………….           ….      i
DAFTAR ISI                       …………………………………………………..      ii
A.   BAB  I
PENDAHULUAN               
a.       Latar Belakang      ……………………………………….……….       4
b.      Rumusan Masalah ……………………………………………….        5
c.       Tujuan Penulisan   ………………………………………………         6
B.     BAB II
LANDASAN TEORITIS
a.       Pati Singkong
1. Pengertian Pati Singkong         ………………………………….         10
2.Manfaat sari pati singkong         ………………………………....         11
3. Pati Termodifikasi         ………………………………………….         11
4 . Fungsi  Pati (Amilum) di Bidang Farmasi       ………………          12

b.      Metode Penelitian             ……………………………………           13
C.    BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.       Hasil dan Pembahasan pati singkong   ………………………..           17
b.      Hasil dan Pembahasan kandungan pati teofilin yang terpregelatinasi di dalam tablet lepas terkontrol       ……………………………..         14
D.    BAB IV
PENUTUP
1.      Kesimpulan dan saran       …………………………………….          22
2.      Daftar Pustaka                  …………………………………….          23




BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Pati merupakan bahan penolong yang sering digunakan pada pembuatan tablet sebagai pengisi, pengikat, penghancur dan pelincir tetapi penggunaannya terbatas pada pembuatan tablet secara granulasi.
Dalam upaya mencari bahan penolong yang relatif murah dan mudah diperoleh pada pembuatan tablet, maka digunakan pati yang telah diolah menjadi pati terpregelatinasi dengan cara memanaskan suspensi pati di atas suhu gelatinasinya kemudian dikeringkan. Pati terpregelatinasi terdiri dari gabungan granula pati utuh dan granula pati pecah yang membentuk granula lebih besar sehingga memiliki daya air yang baik dan kompresibel serta dapat digunakan sebagai bahan penolong dalam pembentukan cetak langsung (Czeisler et al, 1996).
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tablet yang mengandung pati tersebut ada yang memiliki waktu hancur sangat lama (Lizzaba ,1999; Rustiana, 1999) karena pati tersebut di dalam air akan menyerap air dan membentuk gel (Zobel, 1995). Dengan demikian pati terpregelatinasi diperkirakan dapat digunakan sebagai matriks hidrofilik dalam sediaan lepas terkontrol. Bentuk sediaan ini lebih disukai karena memberikan keuntungan-keuntungan antara lain mengurangi frekuensi pemberian obat (Voight ,1994). Pada penelitian ini digunakan empat formula dengan kandungan pati singkong terpregelatinasi yang bervariasi dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik fisik tablet lepas terkontrol Teofilin. Pembuatan tablet dilakukan dengan metode cetak langsung karena lebih ekonomis, menghemat waktu dan lebih menjamin stabilitas obat (Shangraw ,1989).
Produk olahan singkong telah banyak digunakan sebagai bahan baku eksipien dalam industry farmasi. Diantaranya adalah pati singkong (amylum manihot) sebagai bahan pengikat dan penghancur pada formulasi tablet, maltodekstrin sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet ataupun sorbitol, manitol dan dekstrosa pada formulasi sirup dan berbagai produk makanan dan minuman lainnya .
Berbagai teknologi pengembangan telah banyak dilakukan untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi. Salah satu pengembangan produk dari singkong sebagai eksipien dalam bidang farmasi adalah dengan semakin banyaknya dilakukan modifikasi terhadap pati, mulai dari modifikasi secara biologi, kimia, fisika ataupun secara enzimatis yang bertujuan untuk mendapatkan sifat biokimia yang lebih baik.
Sebagai pembanding akan digunakan pati singkong murni (amylum manihot yang telah lazim digunakan  sebagai eksipien dalam formulasi tablet.
B.        Rumusan Masalah
•           Bagaimanakah fungsi Amilum pada bidang farmasi ?
•           Bagaimanakah sediaan formulasi tablet yang memiliki kandungan karbodrat di dalamnya?
•           Bagaimanakah bentuk pati singkong yang terpregelatinasi dalam bentuk tablet ?
•           Bagaimanakah bentuk maupun ukuran tablet yang terpregelatinasi ?
•           Apakandungan pati teofilin untuk formulasi tablet?

C.        Tujuan Penulisan
•           Mengetahui bentuk pati singkong yang terformulasi dalam sediaan tablet
•           Mengetahui bentuk pecahnya pati singkong yang terpregelatinasi
•           Membahas upaya-upaya pembuatan pati dalam bentuk sediaan tablet
•           Membahas manfaat pati singkong dalam pembuatan tablet yang terprgelatinasi









BAB II
LANDASAN TEORITIS


A.    KARBOHIDRAT
1. Pendahuluan tentang Karbohidrat
Karbohidrat  adalah senyawa organic yang terbentuk dari tiga unsur yaitu Karbon (C), Oksigen (O),  dan Hidrogen (H). Unsur-unsur membentuk karbohidrat dengan rumus tertentu tergantung pada jenis karbohidratnya. Karbohidrat identic dengan gula. Karena itu molekul karbohidrat sering juga disebut molekul gula.
            Karbohidrat juga disebut hidrat arang. Karbohidrat sebagai sumber energi utama juga dibentuk oleh tumbuhan melalui proses foteosintetis. Dalam tubuh manusia atu hewan , karbohidrat terbentuk melauli reaksi yang terjadi dari beberapa asam  amino dan gliserol lemak. Karbohidrat dijumpai  pada produk nabati seperti serealia,umbi-umbian, dll. Makanan yang mengandung karbohidrat yang paling banyak adalah nasi, singkong,roti, mie dll.
Sekitar 60% dari karbohidrat merupakn karbohidrat yang diserap  dalam bentuk polisakarida (terutama pati tanaman). Dimana jika memakan beberapa makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (polimerik) yang dapat dicerna tidak akan merubah konsentrasi glucose darah secara cepat; hal ini disebabkan mungkin oleh proses pencernaan pati yang lamban  oleh amilse saliva dan pancreas.


2. Struktur Karbohidrat
Karbohidrat makanan bias dalam bentuk sederhana (monomeric dan dimerik) atau kompleks (polimerik).  Juga bias dapat dan tidak dapat dicerna; yang tidak dapat dicerna adalah serat bahan makanan. Gula-gula yang bersifat prinsip dari semua karbohidrat yang merupakan glucose, fructose, dan galaktose, atau derivate-derivatnya, dapat atau tidak dapat diserap oleh manusia. Ikatan karbohidrat yang semua dalam bentuk ά -1,4 atau ά -1,6. Ikatan dalam serat cenderung dalam bentuk ᵦ -1,4 (seluluse, pectin); manusia tidak mempunyai enzim untuk mencernanya.
            Untuk amylose (pati) yang terdapat dalam karbohidrat berpati dimana bersumber dari tanaman berpati contohnya pati singkong, dan biji-bijian dan struktur maupun sifatnya ialah Polimer linear (ikatan ά 1,4 glu-glu); berat molekul sekitar 100.000.
            3. Karbohidrat bahan-bahan makanan dan toleransi glucose
            Karbohidrat kompleks (pati) membutuhkan respon yang tida begitu drastic dalam mekanisme homeostatic dalam mengontrol glucose darah disbanding jika mengonsumsi gula, namun tidak selalu demikian halnya; ada banyak varasi yang disebabkan oleh bahan makan sebagai tempat karbohidrat tersebut. Struktur dari berbagai pati makanan juga dapat tidak identic, dan hal ini dapat meningkatkan peningkatan glucose darah yang lebih besar atau yang lebih kecil setelah memakan karbohidrat tersebut.
           
4. Karbohidrat menurut hasil uraiannya
Karbohidrat terbagi menjadi tiga bagian yaitu, sebagai berikut :
a. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana dan mengandung lima atom karbon yang disebut dengan pentose dengan rumus umum C5H10O5.  Bagian dari monosakarida ialah dekstrosa, fruktosa, caramel (saccharum ustum), ksilosa, arabinose, dan ramnosa.
            Monosakarida  dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1.      Aldosa, yaitu monosakarida yang mengandung gugus aldehida.
2.      Ketosa, yaitu monosakarida yang mengandung gugus keton.
b. Disakarida yaitu karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida. Bagian dari disakarida ialah sukrosa. Dimana disakarida yang  penting untuk farmasi adalah sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), gentiobiosa.
c. Polisakarida yaitu karbohidrat yang dapat dihdrolisis menjadi banyak molekul monosakarida





BAB III
PEMBAHASAN
A.   Pati Singkong
1. Pengertian Pati Singkong
Pati singkong adalah pati yang didapatkan dari umbi singkong (Manihot utilissima). Sampai saat ini, pati singkong telah banyak dieksploitasi secara komersial dan masih merupakan sumber utama kebutahan pati. Pati yang diperoleh dari ekstraksi umbi singkong ini akan memberikan warna putih jika diekstraksi secara benar. Pati singkong memiliki granula dengan ukuran 5-35 μm dengan rata-rata ukurannya di atas 17 μm. Granula pati singkong akan pecah apabila dipanaskan pada suhu gelatinisasinya. Pati singkong mengandung 83% amilopektin yang mengakibatkan pasta yang terbentuk menjadi bening dan kecil kemungkinan untuk terjadi retrogradasi. Suhu gelatinisasi pada 62-73OC, sedangkan suhu pembentukan pasta pada 63oC.
Pati dapat diekstrak dengan berbagai cara, berdasarkan bahan baku dan penggunaan dari pati itu sendiri. Untuk pati dari ubi-ubian, proses utama dari ekstraksi terdiri perendaman, disintegrasi, dan sentrifugasi. Perendaman dilakukan dalam larutan natrium bisulfit pada pH yang diatur untuk menghambat reaksi biokimia seperti perubahan warna dari ubi. Disintegrasi dan sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan pati dari komponen lainnya.


2. Manfaat sari pati singkong
Ø  Penyembuhan luka
Ø  Sumber energy
Ø  Mengandung serat dan nol kolesterol
Ø  Mengandung protein
Ø  Bebas gluten
Ø  Sumber vitamin B dan K
Ø  Tinggi Kalsium
3. Pati Termodifikasi
Secara umum, pati terbagi menjadi dua kelompok yaitu pati asli dan pati termodifikasi. pati alami memiliki kekurangan yang sering menghambat aplikasinya di dalam proses pengolahan pangan, sehingga diperlukan modifikasi terhadap pati untuk menutupi kekurangannya. Pati termodifikasi adalah pati yang gugus OH-nya telah mengalami perubahan reaksi kimia. Menurut Charalambous (1995), menyatakan bahwa amilosa dan amilopektin mempunyai perbedaan pada sifat kelarutannya dalam air. Amilosa sulit terlarut dan tidak stabil pada larutan air, membentuk agregat dan akan mengalami pengerasan (retrogradasi) tidak seperti amilopektin, karena cabang dari struktur lebih stabil dan lebih sedikit mengalami pengerasan.
Modifikasi pati dapat dilakukan dengan cara memotong struktur molekul, menyusun kembali struktur molekul, oksidasi, atau melakukan substitusi gugus kimia pada molekul pati (Wurzburg 1989). Modifikasi tapioka sudah banyak dilakukan dengan berbagai metode, seperti asilasi dan pragelatinisasi pati dengan asam stearat untuk matriks flavor (Varavinit et al. 2001), asilasi pati dengan asam propionat dicampur dengan poliester poliuretan untuk dijadikan film (Santayonan dan Wootthikanokkhan 2003), hidrolisis dengan HCl untuk memperoleh tingkat kristal yang tinggi (Atichokudomchai et al. 2001, 2002), hidrolisis dengan HCl dan reaksi silang dengan natrium trimetafosfat untuk pembuatan tablet (Atichokudomchai dan Varavinit 2003), reaksi silang dengan fosfor oksiklorida (Khatijah 2000), dekstrin, seperti K4484 yang merupakan dekstrin tapioka, serta pati termodifikasi (seperti flomax 8) untuk dijadikan matriks (National Starch 2005).
4 .    Fungsi  Pati (Amilum) di Bidang Farmasi
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum singkong berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria.
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara granulasi basah.
            Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex. Fungsi amilum dalam dunia farmasi tergolong banyak dan penting. Bahkan sudah ada sediaan yang dipasarkan.

B.   METODE PENELITIAN
Bahan
Umbi singkong segar, Teofilin anhidrat (Hunan Pharmaceutical Factory), Pharmatose® DCL 11 (DMW International), Asam stearate (Brataco), Talk (Brataco) dan Air  suling.
Cara Kerja pertama (pembuatan mocaf dan pati)
Ø  Pembuatan pati asli (amylum manihot)
1.      Lakukan sortasi pada singkong, kupas kulitnya, cuci dengan air mengalir dan rendam selama 2 jam. Singkong (2,5 kg) yang telah direndam.
2.      Kemudian dihaluskan, suspensikan dalam 10 kali volume aquadest, stirrer selama 5 menit dan saring melalui 2 lapis kain katun tipis. Filtrat didiamkan selama 1 jam untuk mendapatkan sedimen pati. Endapan dicuci 1 kali dengan aquadest dan dikeringkan pada 40°C selama 12 jam dalam oven.
3.      Pati dihaluskan dalam lumpang untuk mencegah penggumpalan granul dan memperkecil ukuran partikelnya.
Ø  Pembuatan Pati Singkong Termodifikasi
A.    Pembuatan Starter Fermentasi
Siapkan chips ketela sebanyak 50 g letak kan pada beker glass, tambahkan dengan air sebanyak kurang lebih 500 ml, semua chips singkong harus terendam, tambahkan inokulat mikroba (Lactobacillus sp) sebanyak ± 2 g dan kultur media sebanyak ± 7 g dan biarkan selama 24 jam.
B.      Proses fermentasi
Semua alat disterilkan terlebih dahulu menggunakan autoklaf. Sebanyak 200 gram pati singkong dimasukkan kedalam Erlenmeyer yang telah berisi media (±50 mg) dan starter fermentasi (2 ml) dalam 500 ml aquadest yang telah disterilkan. Dilakukan fermentasi dalam shaker dengan kecepatan 120 rpm selama 48 jam dan 72 jam. Setelah proses fermentasi selesai, buang airnya. Cuci pati dengan aqudest
sebanyak 2 kali, kemudian endapkan dan keringkan pada suhu 40°C selama 24 jam. Pati kemudian dihaluskan untuk memperkecil ukuran partikel.

Cara Kerja kedua (pembuatan tablet lepas terkontrol teofilin)
Tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah :
1.      Formulasi tablet S
sediaan tablet lepas terkontrol Teofilin dibuat dalam empat formulasi dengan variasi jumlah pati singkong terpregelatinasi, dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Ukuran partikel singkong terpregelatinasi yang digunakan adalah (100-150 mesh) : (150-200 mesh) : (lebih halus daripada 200 mesih) = 3,5 : 1 : 1.
2.      Pencampuran
Teofilin dan pati singkong terpregelatinasi dicampur cube mixer selama 10 menit dengan kecepatan 20 rpm, kemudian laktosa dimasukkan dan pencampuran dilanjutkan selama 15 menit. Setelah itu asam stearat dan talk dimasukkan dan semua bahan dicampur kembali selama 15 menit.

3.       Evaluasi massa tablet
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh massa untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alir dinyatakan sebagaijumlah gram massa tablet yang melalui corong perdetik.

4.       Pencetakan tablet
Massa tablet dicetak dengan kecepatan putaran mesin 20 rpm. Parameter yang dibuat konstan pada pencetakan tablet ini adalah diameter tablet 13 mm, berat tablet 700 mg dan kekerasan tablet berkisar 12 kP.

5.      Evaluasi Obat
a.      Pengambilan sampel
Sampel diambil acak dari tiap formula dan jumlah tablet yang digunakan dalam evaluasi tablet meliputi penampilan umum, bobot, ukuran, kekerasan dan keregasan tablet, masing-masing sejumlah 20 buah.
b.       Penampilan umum
Pengamatan dilakukan secara organoleptis meliputi warna, tekstur permukaan dan keregasan tablet.
c.        Bobot tablet
Tablet ditimbang satu persatu menggunakan timbangan digital.
d.      Ukuran tablet
Pengujian yang dilakukan meliputi pengukuran diameter dan tebal tablet menggunakan jangka sorong.
e.       Kekerasan tablet
 Tiap tablet dari sampel diletakkan di antara plat mesin penguji kekerasan. Satuan kekerasan yang dilakukan adalah kP.
f.        Keregasan tablet
Sampel terdiri dari 20 tablet dibersihkan, ditimbang beratnya dan dimasukkan ke dalam alat uji keregasan tablet. Alat dijalankan dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Sampel kemudian dikeluarkan, dibersihkan dari debu dan ditimbang kembali.



C.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil dan Pembahasan Pati Singkong
Hasil pemeriksaan temperatur gelatinisasi menunjukkan bahwa temperatur gelatinisasi tertinggi dimiliki oleh pati termodifikasi 48 jam yaitu 60,91°C, diikuti oleh pati termodifikasi 72 jam (60,54°C), pati singkong (59,17°C). Hasil ini menunjukkan sifat gelatinisasi suatu pati, artinya semakin rendah temperatur gelatinisasi maka akan semakin cepat suatu pati mengalami proses gelatinisasi, demikian pula sebaliknya sehingga dari sifat ini kita bisa mengetahui kisaran suhu aman untuk perlakuan bahan baku pati .
Hasil foto SEM (Scanning Electron Microscope) pada MOCAF, pati termodifikasi 48 dan 72 jam memperlihatkan adanya perubahan struktur dari permukaan granula pati (perlubangan) yang dihasilkan pada proses fermentasi. Pada hasil foto mikroskop polarisasi menunjukkan adanya daerah terang (kristal) pada granula pati. Pada pati singkong termodifikasi 48 dan 72 jam terlihat banyaknya daerah terang (kristal) yang menunjukkan bahwa dengan adanya fermentasi menggunakan bakteri asam laktat terdapat peningkatan jumlah daerah Kristal dibandingkan dengan pati singkong. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan amilosa dari pati termodifikasi 48 dan 72 jam. Pada kelembaban relatif 40%-60% telah terjadi penyerapan multilayer, dan pada kelembaban relative 60%-100% terjadi kondensasi kapiler. Artinya bila semua pati ini akan diformulasi dalam bentuk tablet maka harus disimpan dibawah kelembaban 60% untuk mencegah terjadinya kondensasi kapiler yang akan menyebabkan tablet mengembang pada waktu penyimpanan .
2.      Hasil dan Pembahasan kandungan pati Teofilin yang terpregelatinasi di dalam tablet lepas terkontrol
Pada penelitian ini dibuat sediaan tablet lepas kontrol Teofilin dalam empat formula dengan kombinasi jumlah pati singkong terpregelatinasi dan Laktosa. Teofilin merupakan obat yang cocok diformulasi menjadi sediaan lepas terkontrol karena digunakan untuk mengobati penyakit kronis dan memiliki indeks terapeutik yang sempit (Martindale, 1993). Teofilin yang digunakan dalam bentuk serbuk dengan tujuan dapat diperoleh campuran yang lebih homogen.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa bertambah halus ukuran partikel pati singkong terpregelatinasi menyebabkan pembentukan gel yang bertambah cepat dan waktu hancur tablet yang bertambah lama (Rustiana, 1999). Berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini digunakan pati singkong terpregelatinasi berukuran halus dengan perbandingan (100-150 mesh) : (150- 200 mesh) : (lebih halus daripada 200 mesh) = 3,5 : 1 : 1. Variasi ukuran partikel yang digunakan bertujuan untuk memperoleh tingkat hidrasi yang berbeda. Partikel yang berukuran lebih halus daripada 200 mesh akan terhidrasi paling cepat dan menghasilkan gel dengan viskositas tertinggi tetapi hidrasi yang sangat cepat dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan pati yang ditengahnya berisi pati yang tidak terbasahi (Snyder,1984).
Oleh karena itu, untuk mengimbangi hidrasi yang terlalu cepat digunakan juga pati singkong terpregelatinasi yang berukuran besar (100-200 mesh). Bahan penolong lain yang digunakan adalah laktosa spray-dried. Bahan ini merupakan bahan pengisi dalam pembuatan tablet cetak langsung yang mempunyai laju alir paling baik (Grass, Robinson, 1990). Pemilihan laktoda ini bertujuan meningkatkan laju alir massa tablet, karena dalam formula terdapat serbuk Teofilin yang tidak mempunyai kemampuan mengalir. Selain itu, tablet yang dibuat dari laktosa spray-dried memiliki krakteristik fisik yang lebih baik daripada tablet yang dibuat dari laktosa konvensional (Shangraw, 1989). Penampilan tablet yang dihasilkan dari ke empat formula memiliki penampilan yang sama yaitu warna putih berbintik, permukaan halus dan sedikit regas. Warna putih berbintik pada tablet disebabkan derajat putih bahan-bahan dalam tablet yang tidak sama. Bahan-bahan yang digunakan berupa serbuk halus yang dapat berinfiltrasi ke dalam ruangruang kosong antar partikel pada proses kompresi sehingga meng- hasilkan tablet yang kompak dan halus.
Tabel. Formulasi Tablet Lepas terkendali Teofilin
     Bahan

Formula (mg)



I
II
III
IV
Teofilin
200
200
200
200
Pati singkong terpregelatinasi
210(30%)
280(40%)
350(50%)
420(60%)
Pharmatose® DCL (Laktosa spray-dried)
272,5
202,5
132,5
62,5
Asam stearat 0,5%
3,5
3,5
3,5
3,5
Talk 2%
14
14
14
14

Dalam hal ini hasil uji terhadap tablet lepas terkontrol Teofilin menunjukkan hasil yang memenuhi syarat. Nilai koefisien antar formula yang diperoleh tidak berbeda terlalu jauh karena laju alir massa tablet dari tiap formula, hampir seragam. Keseragaman laju alir ini menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikel bahan-bahan yang terjadi dalam massa tablet, homogen.
Hasil pemeriksaan ukuran tablet menunjukkan bahwa diameter tablet umumnya konstan sedangkan tebal tablet dapat bervariasi karena pada proses pencetakan faktor yang diatur konstan adalah kekerasannya. Bertambah besar kandungan/jumlah pati singkong terpregelatinasi yang digunakannya memperlihatkan peningkatan tebal tablet. Hal ini menunjukkan bahwa daya kompresibilitas pati singkong terpregelatinasi lebih kecil daripada laktosa spraydried. Kekerasan tablet merupakan salah satu faktor yang diatur pada proses pencetakan sehingga nilainya hampir sama antar formula. Hal ini dilakukan agar kekerasan tidak menjadi variabel yang mempengaruhi laju disolusi. Tablet lepas terkontrol Teofilin memiliki kekerasan rata-rata 12-13 kP. Tekanan yang tinggi diperlukan pada proses pencetakan bahanbahan yang berupa serbuk halus untuk memperoleh tablet yang baik. Keregasan tablet masih dapat diterima bila nilainya kurang dari 0,8% (Voight 1994). Pernyataan ini dipenuhi oleh tablet dari ke empat formula.








 





A.    Strach 1500
 
B. Pati Singkong
 
Text Box: Pati modifikasi      72 jam
Pati modifikasi 48 Jam
 
 













BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN
 Dimana kandungan karbohidrat dalam amilum/ pati singkong yang terpregelatinasi untuk formulasi tablet akan menyebabkan semakin rendahnya temperatur gelatinisasi maka akan semakin cepat suatu pati mengalami proses gelatinisasi, demikian pula sebaliknya sehingga dari sifat ini kita bisa mengetahui kisaran suhu aman untuk perlakuan bahan baku pati  pada suatu sediaan formulasi tablet.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan amilosa dari pati termodifikasi 48 dan 72 jam. Pada kelembaban relatif 40%-60% telah terjadi penyerapan multilayer, dan pada kelembaban relative 60%-100% terjadi kondensasi kapiler. Artinya bila semua pati ini akan diformulasi dalam bentuk tablet maka harus disimpan dibawah kelembaban 60% untuk mencegah terjadinya kondensasi kapiler yang akan menyebabkan tablet mengembang pada waktu penyimpanan .
Hasil pemeriksaan ukuran tablet menunjukkan bahwa diameter tablet umumnya konstan sedangkan tebal tablet dapat bervariasi karena pada proses pencetakan faktor yang diatur konstan adalah kekerasannya. Bertambah besar kandungan/jumlah pati singkong terpregelatinasi yang digunakannya memperlihatkan peningkatan tebal tablet. Hal ini menunjukkan bahwa daya kompresibilitas pati singkong terpregelatinasi lebih kecil daripada laktosa spraydried. Kekerasan tablet merupakan salah satu faktor yang diatur pada proses pencetakan sehingga nilainya hampir sama antar formulasi.


DAFTAR PUSTAKA

Makalah kutipan dari buku
1.      Jurnal Farmasi Volume 6 Edisi 3
2.      Majalah Ilmu Kefarmasian Volume I, No I
3.      Linder, Maria.C 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Departement of Chemistry, California State University, Fullerton.

Makalah kutipan dari website